Keluhan Kulit pada Infeksi Covid-19: Haruskah Panik?

dr. Anesia Tania, SpKK
Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin

Salam Sehat Ayah Ibu Kejora. Saat ini, seluruh dunia sedang mengalami pandemic penyakit infeksi Covid-19. Hampir 3 juta orang telah terinfeksi di seluruh dunia, dan 200.000 orang meninggal karena penyakit ini. Sebagian besar pasien tidak memiliki gejala, dan gejala yang ditemukan pun tidak sama pada semua pasien. Mayoritas pasien mengalami gejala demam, gangguan sistem pernapasan seperti batuk, sesak napas, gangguan penciuman dan indra perasa. Namun belakangan ini, terdapat banyak sumber dan berita yang menyatakan bahwa ruam kulit atau kelainan kulit merupakan salah satu gejala klinis infeksi Covid-19. Hal ini menyebabkan orang tua banyak yang panik ketika anak mengalami ruam kemerahan atau lesi kulit lainnya.

 

Apakah kuman Covid-19 dapat menyerang kulit dan menimbulkan kelainan kulit?

Berdasarkan data dari berbagai negara, kelainan kulit merupakan gejala Covid-19 yang cukup jarang ditemukan dan dilaporkan. Laporan mengenai gejala kulit yang pertama adalah di Cina, ditemukan 2 kasus dari 1099 kasus. Meski demikian, lesi kulit dan perkembangan lesi pada pasien tersebut tidak dilaporkan.

Setelah itu, berbagai laporan kasus dan serial kasus mulai bermunculan mengenai lesi kulit pada pasien Covid-19. Yang pertama adalah di Itali, yang mendeskripsikan kelainan kulit sebanyak 20% pada pasien Covid-19 di rumah sakit (18 dari 84 kasus). Terdapat beberapa kasus dimana kelainan kulit mendahului gejala lainnya. Sampai saat ini belum ada penelitian yang melihat apakah pada lesi kulit tersebut ditemukan Virus novel SARS-COV2 penyebab Covid-19 ini.

 

Apa saja kelainan kulit yang dapat ditemukan pada pasien anak Covid-19?

Lesi kulit yang ditemukan pada pasien Covid-19 cukup bervariatif dan tidak terlalu khas. Lesi kulit yang telah dilaporkan biasanya berupa :

  1. ruam atau lesi yang sering ditemukan pada kondisi demam, alergi atau infeksi virus lain (ruam merah tidak gatal, biduran, lenting seperti cacar, dan bintik-bintik merah karena perdarahan atau petechie)

    Ruam merah tidak gatal                                           biduran

  1. lesi kulit karena gangguan pembuluh darah (ujung jari kebiruan atau kematian jaringan, ruam merah keunguan seperti pembuluh darah dan bintil kemerahan di ujung jari atau tumit yang disebut chillblain). Terdapat keluhan nyeri atau gatal.

bintil kemerahan di ujung jari atau tumit yang disebut chillblain

ruam merah keunguan seperti pembuluh darah (Livedo reticularis)

 

Kelainan kulit pada anak yang mengalami Covid-19 sampai saat ini baru dilaporkan sebanyak 2 kasus. Satu kasus anak berusia 8 tahun dengan keluhan ruam dan bintil merah diseluruh tubuh, seperti pada infeksi campak. Kasus lainnya terjadi pada anak usia 13 tahun dengan keluhan ruam merah keunguan di jari kaki, yang kemudian menjadi keropeng kehitaman (chillblain). Namun angka ini kemungkinan akan terus bertambah dan akan didapatkan data yang lebih lengkap.

Selain chilblain, kelainan kulit yang ditemukan tidak terlalu khas, gangguan pembuluh darah dan bisa ditemukan pada penyakit lain, misalnya alergi obat, demam berdarah dengue, infeksi virus seperti cacar, campak dan kelainan pada pembuluh darah.  Perlu diingat bahwa pasien Covid-19 biasanya mendapatkan banyak terapi obat, sehingga harus dipikirkan juga kemungkinan reaksi alergi terhadap obat.

 

Jika pada anak timbul lesi tersebut, bagaimana menyikapinya?

Apabila anak mengalami ruam kulit atau kelainan kulit lainnya, tidak perlu panik dan terlalu takut akan infeksi Covid-19, namun juga jangan dianggap tidak penting. Konsultasikan kepada dokter spesialis kulit dan kelamin melalui konsultasi online (telemedicine) terlebih dahulu untuk dilihat apakah:

  1. Terdapat keluhan yang menjurus ke arah infeksi Covid-19 seperti demam, batuk, sesak napas, hidung tersumbat, flu, gangguan perasa dan penciuman
  2. Terdapat riwayat kontak dengan pasien Covid-19 atau pasien dalam pengawasan dalam 2 minggu terakhir, atau pasien yang telah sembuh kurang dari 2 minggu.
  3. Terdapat riwayat berpergian keluar kota/negeri dalam 2 minggu terakhir dan/atau kontak dengan orang dengan riwayat bepergian
  4. Orang tua atau orang di rumah merupakan orang dengan risiko tinggi, misalnya tenaga kesehatan atau pekerja esensial lainnya yang masih kontak dengan banyak orang.
  5. Keluhan kulit lebih mungkin disebabkan oleh hal lain seperti alergi obat, iritasi, ataupun infeksi virus lain, jamur atau bakteri.

 

Apabila ada kecurigaan kearah Covid-19, akan dianjurkan untuk pemeriksaan lebih lanjut, seperti pemeriksaan darah, rontgen ataupun pemeriksaan mikrobiologi. Sebaiknya bawa anak ke rumah sakit yang sudah memiliki prosedur pemeriksaan Covid-19 (swab PCR, Rontgen atau CT Scan, Rapid test) dan memiliki protocol keamanan yang baik (konsultasi dengan perjanjian, desinfektan pada alat pemeriksaan, alat pelindung diri yang sesuai pada tenaga medis dan anak, dan konsultasi dengan social distancing).

 

Referensi

  1. World Health Organization. Coronavirus disease 2019 (COVID-19) Situation Report. https://www.who.int/docs/default-source/coronaviruse/situation-reports/20200419-sitrep-90-covid19.pdf?sfvrsn=551d47fd_2
  2. Guan WJ, Ni ZY, Hu Y, et al. Clinical Characteristics of Coronavirus Disease 2019 in China. N Engl J Med. 2020.
  3. Suchonwanit P, Leerunyakul K, Kositkuljorn C. Cutaneous manifestations in COVID-19: Lessons learned from current evidence. J Am Acad Derm. 2020
  4. Recalcati S. Cutaneous manifestations in COVID-19: a first perspective. J Eur Acad Dermatol Venereol. 2020.
  5. Marzano AV, Genovese G, Fabbrocini G, Pigatto P, Monfrecola G, PiracciniBM, Veraldi S, Rubegni P, Cusini M, Caputo V, Rongioletti F, Berti E, Calzavara-Pinton P, Varicella-like exanthem as a specific COVID-19-associated skin manifestation: multicenter case series of22 patients, Journal of the American Academy of Dermatology (2020)

 

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Leave a Comment

Open chat
Selamat datang di Kejora Indonesia ada yang bisa kami bantu ?