Dampak Psikologis Jika Anak Sering Melihat Orang Tua Bertengkar

Anita Carolina H, S.Psi., M.Psi., Psikolog
Psikologi

Ayah dan Ibu Kejora,

Perbedaan pendapat dan pertengkaran adalah hal yang biasa terjadi dalam pernikahan. Namun, jika pertengkaran yang tidak sehat terjadi terus-menerus di depan anak, dapat berdampak pada perkembangan psikologis anak. Berikut dampaknya:

  1. Anak sulit meregulasi emosinya

    Orangtua yang terus menerus bertengkar (secara tidak sehat) di depan anak, apalagi jika ada indikasi kekerasan dalam rumah tangga, dapat membuat anak kesulitan meregulasi emosinya. 

    Penelitian menunjukkan anak yang sering terpapar dengan kekerasan dalam rumah tangga, memiliki pola otak yang sama dengan tentara yang sedang berada di medan perang, terutama pada bagian amygdala, yang berhubungan dengan kemampuan regulasi emosi anak. Pada anak yang lebih kecil, perkembangan otaknya belum berkembang sempurna, sehingga belum bisa memproses situasi sosial yang kompleks. Hal ini akan mempengaruhi kemampuannya dalam meregulasi emosi. Anak akan merasa bingung, cemas, mudah marah, stress saat melihat orangtua yang bertengkar secara terus-menerus. Jika berlangsung terus-menerus, dapat berdampak pada berbagai mental disorder seperti depresi, anxiety disorder, hingga post traumatic stress disorderStudi terbaru menunjukkan, salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan emosional anak adalah hubungan suami dan istri (ayah dan ibu) yang baik. 

  2. Masalah perilaku pada anak

    Pertengkaran orangtua yang tidak sehat dapat memicu anak berperilaku agresif. Anak-anak yang sering melihat orangtuanya bertengkar secara tidak sehat biasanya akan mempersepsikan jika cara menyelesaikan masalah adalah dengan pertengkaran.  Ia juga akan mencontoh cara orangtuanya dalam menyelesaikan masalah, dengan menggunakan kekerasan. Oleh karena itu, di kemudian hari anak akan mencoba menyelesaikan masalahnya dengan orang lain menggunakan cara yang sama. 

    Selain itu, saat anak merasa kurang diperhatikan karena orangtua hanya sibuk dengan konflik rumah tangganya. Ia akan mencari perhatian dengan caranya sendiri, misalnya dengan melakukan perilaku agresif untuk mendapat perhatian.

  3. Hubungan anak dan orangtua menjadi buruk 

    Saat sering bertengkar dengan pasangan di depan anak, kita juga jadi sulit mengungkapkan rasa sayang yang baik. Orangtua yang sering bertengkar cenderung sibuk dengan masalah pribadi mereka sehingga kebutuhan anak dapat terabaikan. Hal ini akan mempengaruhi interaksi kita dengan anak, menjadi insecure attachment. 

  4. Social skill buruk

    Saat anak terus menerus terpapar dengan pertengkaran orangtua yang tidak sehat, anak akan mempersepsikan “dunianya tidak aman”.  Selain itu, anak biasanya akan mencontoh cara komunikasi kedua orangtuanya untuk ia praktekkan dalam situasi sosial. Hal ini akan menyebabkan anak menjadi sulit untuk memulai hubungan dalam situasi sosial. Efek jangka panjangnya, anak juga akan kesulitan dalam memulai dan mempertahankan hubungan yang sehat dalam konteks sosial maupun dalam konteks hubungan romantis.  

  5. Self esteem yang rendah

Pada anak usia dini, mereka berpikir bahwa mereka adalah pusat dari dunia (egosentrism). Sehingga, jika ia sering melihat orangtuanya bertengkar secara tidak sehat, mereka akan merasa bahwa merekalah penyebab perselisihan orangtuanya. Jika tidak diberi pemahaman yang tepat, maka anak akan berpikir bahwa dirinya buruk.

 

Semoga bermanfaat!

 

 

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Leave a Comment

Open chat
Selamat datang di Kejora Indonesia ada yang bisa kami bantu ?