Ptosis Kongenital

dr. Dyah Tjintya Sarika, SpM
Dokter Spesialis Mata

Halo ayah dan ibu Kejora. Apa kabar keluarga sehat Kejora? Kalau di beberapa bulan sebelum ini saya membahas tentang infeksi dan trauma , kali ini saya akan coba membahas mengenai salah satu kelainan bawaan yang dapat terjadi pada mata anak, yaitu ptosis kongenital. Kelainan kongenital merupakan suatu kondisi yang tidak normal/cacat bawaan yang terjadi saat lahir atau pada masa perkembangan janin. Kelainan kongenital itu banyak sekali, salah satu yang bisa terjadi pada mata adalah kondisi yang dinamakan ptosis. Mungkin ayah dan ibu Kejora jarang mendengar tentang kelainan ini karena jumlah kasus tidak banyak seperti kasus infeksi ataupun trauma namun kondisi ini penting untuk diketahui apabila terjadi pada anak kita sendiri ataupun keluarga kita, karena dapat mempengaruhi perkembangan penglihatan seorang anak. Ayah dan ibu kejora yuk mari kita bahas apa itu ptosis, penyebab dan apa yang harus dilakukan apabila menemukan kasus ptosis ini.

Definisi

Ptosis merupakan keadaan turunnya kelopak mata atas di bawah kedudukan normal yang dapat terjadi pada satu atau kedua mata dan dapat menutupi jalur penglihatan ataupun tidak. Ptosis kongenital merupakan ptosis yang terjadi akibat kegagalan pertumbuhan dari otot yang berfungsi untuk membuka kelopak mata (levator palpebra superior) seperti pada gambar 1 yang diberi kotak merah.

Gambar 1. Gambaran anatomi kelopak mata

Ptosis kongenital ini muncul pada saat lahir atau pada usia 1 tahun pertama. Ptosis memiliki jenis/etiologi yang beragam namun kali ini saya hanya membahas ptosis kongenital karena ptosis ini banyak ditemukan pada anak-anak. Ptosis kongenital ini jarang, angka kejadiannya di katakan 1 banding 842 kelahiran. Dari kepustakaan lain disebutkan prevalensi ptosis kongenital pada populasi umum sebesar 0,18-1,41%. Gambar 2 di bawah ini merupakan gambaran ptosis unilateral/satu mata dan ptosis bilateral/kedua mata.

Gambar 2. Gambaran Ptosis kongenita. A. Ptosis unilateral , B. Ptosis bilateral

Tanda dan Gejala

  1. Kelopak mata turun pada salah satu ataupun kedua mata/ kelopak mata tidak simetris (gambar 2)
  2. Kelopak mata yang turun dapat menutupi sebagian/seluruh pupil (anak mata) (gambar 3)

Gambar 3. Gambaran A. Ptosis yang muntupi seluruh pupil  , B. Ptosis yang menutupi sebagian pupil

  1. Tidak ditemukan lipatan kelopak/lid crease
  2. Pada saat melihat kebawah di dapatkan kedudukan kelopak mata yang lebih tinggi pada mata yang mengalami ptosis (lid lag)
  3. Penglihatan tidak optimal/buram/tidak jelas à terutama pada ptosis yang berat/yang sudah menutupi pupil/jalur penglihatan

Tatalaksana

Ayah dan ibu kejora tatalaksana dari ptosis kongenital ini ada 2 , yaitu:

  1. Tindakan bedah/ operasi.
  2. Observasi : pada kasus dimana kondisi ptosisnya tidak berat/tidak menutupi pupil/jalur penglihatan

Pada ptosis kongenital ini yang paling ditakutkan adalah ptosis ini dapat menutupi jalur penglihatan sehingga dapat mengakibatkan gangguan pada perkembangan penglihatan mata anak atau dapat menjadi mata malas. Kondisi ini terutama terjadi pada pasien ptosis unilateral/pada satu mata.

Yang paling penting untuk diketahui oleh ayah dan ibu kejora adalah (1) kenali kelainan ptosis ini dan (2) apabila anak atau sanak saudara ada yang memiliki kelainan ini segeralah bawa ke dokter Mataà jangan menunda!!!. Karena apabila terlambat dan sudah terjadi mata malas àkondisi penglihatan anak sudah tidak dapat optimal kembali, hal ini dapat mempengaruhi kemampuan belajar dan masa depan anak di sekolah.

Yang paling banyak di tanyakan oleh orang tua pasien apabila kondisi ptosisnya sudah berat adalah kapan waktu yang tepat untuk dilakukan operasi ptosis??

  • Apabila anak menderita ptosis unilateral: operasi harus dilakukan segera karena dapat mengancam perkembangan penglihatan / risiko untuk menjadi mata malas.
  • Apabila anak menderita ptosis bilateral: operasi dapat ditunda sampai anak usia 4 tahun atau sebelum masuk sekolah karena pada ptosis bilateral terdapat mekanisme chin-up sehingga risiko menjadi mata malas lebih kecil dan pada usia 4 tahun sehingga pengukuran dan pemeriksaan kelopak mata dapat dilakukan lebih akurat.

Editor: drg. Saka Winias, M.Kes, Sp.PM

Referensi:

  1. American Academy of Ophthalmology staff. Eyelid disorder. In: American Academy of Ophthalmology Staff, editor. Pediatric ophthalmology and Strabismus. San Fransisco: American Academy of Ophthalmology; 2014. p. 200-1
  2. American Academy of Ophthalmology staff. Periocular Malpositon and Involutional Changes. In: American Academy of Ophthalmology Staff, editor. Orbit, eyelid and Lacrimal System. San Fransisco: American Academy of Ophthalmology; 2014. p. 201-6
  3. Marenco M, Macchi I, Galassi E, Giordano M, Lambiase A. Clinical presentation and management of congenital ptosis. Clin Ophthalmol.2017;11:453-63
  4. Wang Y, Xu Y, Liu X, Lou L, Ye J. Amblyopia, Starbismus and refractive errors in Congenital Ptosis : a systematic review and metanalysis. Sci Rep 2018; 8: 8320
  5. SooHoo JR, Davies BW, Allard FD, Durairaj VD. Congenital Ptosis. Surv ophthalmol ; 2014;59(8): 483-92
  6. Raj A, Maitreya A, Bahadur H. Congenital ptosis : etiology and its management. Int J Ocular Oncology and Oculoplasty 2017; 3(1):8-13

 

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Leave a Comment

Open chat
Selamat datang di Kejora Indonesia ada yang bisa kami bantu ?