Patah Tulang pada Anak: Ke Dukun Tulang atau Dokter?

dr. Aldo Fransiskus Marsetio, Sp.OT dr. Aldo Fransiskus Marsetio, Sp.OT
dr. Aldo Fransiskus Marsetio, SpOT, BMedSc
Dokter Spesialis Orthopedi

Halo, Keluarga Kejora! Patah tulang, atau fraktur, pada anak selalu membuat orang tua menjadi sangat khawatir. Ayah dan Ibu pasti tidak tega melihat sang anak mengalami rasa sakit yang hebat dan terus menerus. Namun masih banyak ditemui sebagian orang tua yang ragu membawa anaknya ke dokter karena khawatir bila diharuskan operasi. Padahal, walaupun tulang anak masih mudah untuk menyambung, tetapi jika terjadi ‘salah sambung’ akan menimbulkan kecacatan yang akan mempengaruhi fungsi anak saat tumbuh dewasa loh, Ayah dan Ibu. Apa iya penanganan patah tulang oleh dokter sebegitu menyeramkannya?

Terkadang sangat sulit mengkonfirmasi riwayat trauma pada anak-anak, terutama bila anak belum lancar berbicara.  Namun, gejala patah tulang pada anak tidak berbeda dengan dewasa, yakni nyeri, bengkak, memar, deformitas/ bengkok. Tanda lainnya termasuk anak tidak mau menggunakan/ menggerakkan anggota tubuh yang patah dan dapat disertai luka yang menyebabkan bagian tulang menonjol keluar. Agar dapat menegakkan diagnosa, maka diperlukan pemeriksaan penunjang berupa x–ray (rontgen) untuk menunjukkan posisi dan kedudukan tulang yang patah.

 

Kapan harus ke dokter?

Setiap kali terjadi cidera sebaiknya anak diperiksakan ke dokter untuk memastikan kondisi otot dan tulangnya, terutama bila ia mengeluhkan nyeri pada anggota tubuhnya dan menolak untuk menggerakannya. Apabila terjadi patah tulang, kondisi ini wajib untuk segera dievaluasi oleh dokter orthopaedi.

Pada kondisi khusus dimana anak sangat mudah mengalami patah tulang, maka kemungkinan anak tersebut memiliki kelainan metabolik atau bawaan sejak lahir, misalnya yang kerap disebut sebagai osteogenesis imperfecta. Kondisi ini disebabkan oleh kelainan genetik yang menyebabkan tulang sang anak lebih rapuh, mudah patah, dan sulit sembuh, sehingga ia membutuhkan perawatan khusus.

 

Apakah dokter lebih menyeramkan dari dukun patah tulang?

Masih banyak stigma yang menyebutkan bahwa kasus patah tulang yang dibawa ke dokter pasti akan dioperasi. Padahal, ada beberapa jenis penanganan patah tulang pada anak, antara lain pemasangan bidai atau gips, traksi, dan operasi. Untuk operasi pun terdapat dua macam, yakni operasi terbuka dan operasi minimal invasif (luka sayatan hanya berukuran kecil). Pilihan jenis penanganan/ terapi ini tergantung pada jenis patah yang dialami anak. Jadi, tidak semua kasus patah tulang yang ditangani oleh dokter memerlukan operasi.

Bagaimana dengan dukun patah tulang? Dukun patah tulang tidak memeriksa anak Ayah dan Ibu dengan modalitas x-ray, sehingga mereka tidak mengetahui jenis patah tulang yang terjadi. Dukun patah tulang biasanya menangani kasus patah tulang dengan pijatan atau pemasangan bidai. Pemijatan pada tulang yang patah akan menyebabkan nyeri dan bengkak yang semakin hebat. Tidak jarang pula terjadi kasus infeksi karena metode penanganan ini, atau bahkan berubah menjadi tumor. Pemasangan bidai memang menyerupai salah satu penanganan pilihan dokter. Tetapi, kembali ke jenis patah tulangnya, tidak semua patah tulang dapat ditangani dengan bidai saja.

Beberapa kasus yang jika tidak dilakukan operasi akan meningkatkan resiko infeksi, tidak menyambung (non-union), atau menyambung pada posisi yang salah (malunion) antara lain:

  • Patah tulang terbuka: kontaminasi dari debu dan udara luar dapat menginfeksi luka. Jika tidak segera dibersihkan dengan peralatan dan di ruangan yang steril dapat meningkatkan risiko untuk terjadi infeksi.
  • Patah dengan pergeseran, terutama terputar (rotasi): penyembuhan tulang dapat diibaratkan seperti menempelkan barang pecah dengan lem. Jika pergeseran antar kedua tulang cukup jauh, maka tulang baru akan sulit untuk menyambung dan dapat menempel pada posisi yang salah.
  • Patah remuk (segmental atau kominutif): jenis patah ini sangat tidak stabil, tergantung susunan pecahan tulangnya ada jenis patah yang dapat diterapi dengan gips saja tapi juga ada yang memerlukan operasi.
  • Patah pada area lempeng pertumbuhan (epifisis): patah tulang pada area ini memiliki risiko sangat tinggi untuk terjadinya gangguan pertumbuhan pada tulang yang terkait. Tindakan operasi diperlukan untuk mengurangi risiko dan mengembalikan posisi tulang pada tempatnya.

Ada banyak pertimbangan lainnya sebelum dokter menentukan jenis penanganan patah tulang pada anak, misalnya bila patah terjadi pada area penumpu beban tubuh seperti tulang kaki atau patah pada tangan di sisi dominan. Tindakan operasi dapat membuat anak Ayah dan Ibu lebih cepat kembali beraktivitas.

 

Operasi minimal invasif

Seiring dengan perkembangan teknologi kedokteran, kini tidak semua jenis patah tulang perlu dioperasi secara terbuka. Teknik operasi minimal invasif sudah dikembangkan dan dipraktekkan di kedokteran. Dengan teknik ini, tulang yang patah dapat dipertahankan menggunakan alat implan yang ditanam di dalam tulang melalui luka sayatan yang sangat kecil. Oleh karena itu teknik ini mempunyai banyak keuntungan seperti pemulihan luka yang lebih cepat dan luka yang kecil. Dengan demikian, anak dapat lebih cepat beraktivitas kembali.

Jadi, perlu diingat bahwa kasus patah tulang memiliki jenis penanganan yang berbeda. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan, namun yang utama adalah keselamatan dan kesehatan anak. Pastikan Ayah dan Ibu memilih dengan bijak. Jangan lupa gunakan jaminan kesehatan (BPJS Kesehatan ataupun asuransi swasta) untuk meringankan beban biaya.

 

 

Sumber:

Kosuge D, Barry M. Changing trends in the management of children’s fractures. Bone Joint J. 2015;97-B(4):442-448. doi:10.1302/0301-620X.97B4.34723

Ömeroğlu H. Basic principles of fracture treatment in children. Eklem Hastalik Cerrahisi. 2018;29(1):52-57. doi:10.5606/ehc.2018.58165

https://www.assh.org/handcare/condition/fractures-in-children

https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=fractures-in-children-90-P02760

https://reference.medscape.com/features/slideshow/pediatric-fractures

http://www.childrenshospital.org/conditions-and-treatments/conditions/f/fractures

http://www.pmmonline.org/page.aspx?id=848

https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/fractures-in-children

https://orthoinfo.aaos.org/en/diseases–conditions/forearm-fractures-in-children/

https://www.nationwidechildrens.org/family-resources-education/700childrens/2018/04/bone-fractures-in-children-when-should-parents-be-concerned

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Leave a Comment

Open chat
Selamat datang di Kejora Indonesia ada yang bisa kami bantu ?