oleh dr. Arti Indira, Sp.GK
Dokter Spesialis Gizi Klinik
Halo Keluarga Kejora! Mungkin Ayah dan Ibu sering mendengar bahwa anak-anak membutuhkan vitamin D, dan salah satu cara untuk mendapatkan vitamin D ini adalah dengan berjemur di sinar matahari. Sebetulnya apa sih vitamin D itu? Apakah kita hanya bisa mendapatkan vitamin D dari sinar matahari? Yuk kita bahas ya…
- Apa sih vitamin D itu?
Vitamin D merupakan vitamin larut lemak yang penting untuk kesehatan tulang karena berperan dalam penyerapan kalsium dari dalam darah. Selain itu, vitamin D juga berperan untuk pengaturan sistem imun dan anti-peradangan. Vitamin D penting pada setiap tahap kehidupan manusia terutama sewaktu pertumbuhan cepat pada bayi dan remaja, juga ibu hamil dan menyusui. Sinar matahari merupakan sumber utama vitamin D, oleh karena itu kulit kita harus terpapar sinar matahari untuk mendapatkan vitamin D.
- Bagaimana bila seseorang mengalami kekurangan/defisiensi vitamin D?
Kekurangan vitamin D yang berat pada anak dapat menyebabkan penyakit riketsia nutrisional. Riketsia memiliki gejala kelemahan otot, keterlambatan gerak motorik, pembesaran area pergelangan tangan dan lutut, tungkai berbentuk O, gangguan bentuk kepala, keterlambatan pertumbuhan gigi, penurunan kepadatan tulang dan rentannya infeksi.
- Apa makanan sumber vitamin D?
Sebetulnya, makanan sumber vitamin D tidak terlalu banyak tersedia, contohnya adalah ikan salmon, tuna, sarden, makarel dan telur. Dalam 1 butir telur mengandung 20-40 IU vitamin D. Namun, terdapat beberapa bahan makanan yang difortifikasi dengan vitamin D seperti susu formula, yogurt, dan sereal. ASI mengandung vitamin D dalam jumlah yang kecil sehingga pemberian ASI saja belum dapat mencukupi kebutuhan vitamin D untuk anak-anak.
- Indonesia termasuk negara tropis, apakah banyak anak-anak yang kekurangan vitamin D?
Berdasarkan hasil survei di Indonesia terdapat 43% anak perkotaan dan 44% anak pedesaan mengalami defisiensi vitamin D (kadar vitamin D darah <30 nmol/L). Defisiensi vitamin D tersebut terjadi karena kurangnya paparan sinar matahari, asupan makanan yang sedikit mengandung vitamin D, dan pemberian ASI berkepanjangan tanpa suplementasi vitamin D. Kurangnya paparan sinar matahari disebabkan karena gaya hidup anak yang sebagian besar berada dalam ruangan, kebiasaan menjemur bayi atau anak di pagi hari, dan penggunaan tabir surya.
- Apakah semua anak perlu di skrining untuk pemeriksaan kadar vitamin D dalam darah?
Tidak, skrining kadar vitamin D dalam darah tidak disarankan untuk anak sehat yang tidak memiliki gejala, namun dapat dipertimbangkan pada anak yang berisiko tinggi atau memiliki gejala. Faktor risiko tersebut adalah kulit gelap, jarang terpapar sinar matahari, riwayat keluarga dengan defisiensi vitamin D, dan asupan kalsium rendah.
- Bagaimana dosis suplementasi vitamin D untuk anak?
Suplementasi vitamin D untuk bayi (0-12 bulan) diberikan sebanyak 400 IU per hari, tanpa memandang jenis makanannya (ASI eksklusif atau tidak). Suplementasi vitamin D untuk anak >12 bulan diberikan sebanyak 600 IU per hari. Sedangkan untuk dosis suplementasi vitamin D pada anak dengan defisiensi vitamin D sebaiknya berkonsultasi dengan dokter spesialis anak atau gizi klinik.
- Bagaimana rekomendasi berjemur untuk mendapatkan vitamin D?
Waktu yang dianjurkan untuk mendapatkan paparan sinar matahari langsung adalah pukul 10.00 sampai 15.00. Sinar matahari yang mengandung ultraviolet B berfungsi mengubah provitamin D di kulit menjadi vitamin D. Orang berkulit gelap memerlukan paparan sinar matahari yang lebih tinggi dibanding orang berkulit putih. Lama paparan sinar matahari belum terdapat kesepakatan karena dipengaruhi oleh postur tubuh, waktu berjemur, aktivitas fisik, musim, dan pemakaian tabir surya. Namun, disarankan paparan sinar matahari dalam jangka cukup tidak menyebabkan kulit terbakar (sunburn) sehingga tidak meningkatkan risiko kanker kulit.
Edited by dr. Kristina Joy Herlambang, M.Gizi, Sp.GK