Tuberkulosis Anak di Indonesia

dr. Rinda Riswandi, BMedSc., Sp.A
Dokter Spesialis Anak

Halo, Ayah dan Ibu Kejora!

Ayah dan Ibu pasti sudah tau mengenai tuberkulosis/TB ya. Kasus tuberkulosis nyatanya masih banyak terjadi di Indonesia dan dapat menyerang anak-anak. Untuk itu, mari simak penjelasan berikut ini tentang tuberkulosis yuk, Ayah dan Ibu, agar kita bisa melindungi si kecil dari tuberkulosis.

Berapa Banyak Kasus TB di Dunia?

Tahukah Ayah dan Ibu Kejora kalau Tuberkulosis/TB merupakan satu dari 10 penyebab kematian tertinggi di dunia? Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan 10 juta (rentang 8,9-11 juta) populasi di dunia sakit TB di tahun 2019. Terdapat lima negara dengan kasus TB terbanyak diantaranya India (26%), Indonesia (8,6%), Cina (8,4%), Filipina (6%), Pakistan (5,7%).

Indonesia memilki permasalahan besar dalam menghadapi penyakit TB karena Indonesia bersama 13 negara lain masuk dalam kategori Negara dengan beban tinggi atau HBC (high burden cases).

Lalu, Bagaimana dengan Kasus TB di Indonesia?

Tahun 2020 Indonesia mencatat 845.000 estimasi jumlah kasus TB dan sebanyak 70.341 adalah kasus TB anak (gambar 1).

Selanjutnya, Apa yang Ayah dan Ibu Lakukan Jika Curiga Anak Menderita TB?

Seorang anak yang menunjukkan uji tuberkulin positif dinyatakan sebagai anak yang terinfeksi TB, namun belum tentu sakit TB. Uji tuberkulin adalah tes yang dilakukan pada kulit dengan menyuntikkan cairan tuberkulin. Tes ini disebut juga tes kulit TBC atau TST (tuberculosis skin test).

Jika Ayah dan Ibu Kejora khawatir anak tertular TB, sebaiknya Ayah dan Ibu berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan pemeriksaan yang diperlukan dan rencana perawatan. Dokter akan membutuhkan data kontak erat TB, gejala klinis spesifik TB, dan pemeriksaan penunjang yang mendukung TB. Anak dinyatakan menderita TB jika ditemukannya kuman Mycobacterium Tuberculosis pada pemeriksaan dahak, bilas lambung, cairan otak, cairan paru atau biopsi jaringan.

Diagnosis TB pada anak terkadang sulit ditentukan karena hasil pemeriksaan yang seringkali menunjukkan hasil false-negative. Hal ini disebabkan oleh jumlah kuman TB di paru anak yang sedikit dan sulitnya pengambilan sampel dahak pada anak. Sehingga penegakan diagnosis TB pada anak didasarkan pada 4 hal yaitu:

  • Konfirmasi positif TB: dari hasil sampel dahak, bilas lambung, cairan paru, cairan otak atau biopsi jaringan didapati kuman Mycobacterium Tuberculosis
  • Gejala klinis yang khas TB: batuk ≥ 2 minggu, demam ≥ 2 minggu yang telah menetap (lebih dari 2 minggu) walaupun sudah diberikan terapi yang adekuat, BB turun atau tidak naik dalam 2 bulan sebelumnya, atau skoring TB ≥ 6 yang dilakukan oleh dokter.
  • Adanya bukti infeksi TB (hasil uji tuberculin positif atau kontak erat dengan pasien TB)
  • Gambaran foto toraks curiga TB
  • Gejala spesifik TB pada suatu organ tertentu, diantaranya kelenjar, tulang, mata, kulit, dan organ lainnya

Tapi, Ayah dan Ibu Kejora tidak perlu khawatir. Segera lakukan konsultasi ke dokter apabila curiga anak menderita TB!

Editor: drg. Sita Rose N.

Daftar Pustaka:

  • Global Tuberculosis Report 2020. World Health Organization 2020
  • Data Tuberkulosis 2018. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI.
  • Situasi TBC di Indonesia. Diunduh dari https://tbindonesia.or.id/pustaka-tbc/dashboard-tb/tanggal 1 Maret 2021
  • Petunjuk teknis manajemen dan tatalaksana TB anak. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2016
Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Leave a Comment

Open chat
Selamat datang di Kejora Indonesia ada yang bisa kami bantu ?