Teknik ABCD dalam Mengajarkan Kemandirian Anak

Anita Carolina, S.Psi, M.Psi.
Psikolog

Hallo Ayah Bunda Kejora!

Seringkah Ayah dan Bunda mendengar bahkan mengalami tantangan dalam mengajarkan si kecil mandiri? Seperti “Anak jaman sekarang mudah menyerah” atau  “Anakku manja banget kalau di rumah”. Terlebih, selama pandemi, tantangan dalam mengajarkan kemandirian si kecil makin sulit, ya Ayah & Bund.

Kadangkali pikiran ini pun sering muncul seperti, “Repot urus anak, keluarga, pekerjaan” atau “Anakku makin sulit diatur selama sekolah online” atau ”Anak makin tidak disiplin selama pandemi” atau Rutinitas keluarga makin “kacau”.

Tapi… Pandemi tak selalu berdampak buruk, loh Ayah & Bunda! Dibandingkan masa sebelum pandemi, saat ini anak memiliki lebih banyak waktu luang di rumah. Jika dimanfaatkan dengan baik, ini bisa menjadi saat terbaik untuk bisa melatih kemandirian pada si kecil!

Apa sih Pentingnya Melatih Kemandirian pada Anak?

Melatih kemandirian pada anak sering dianggap sebagai hal sepele untuk diajarkan pada anak. Namun, sebenarnya kemandirian berperan penting bagi perkembangan anak. Beberapa alasan pentingnya melatih kemandirian pada anak antara lain:

  • Mengembangkan inisiatif anak
  • Mengembangkan kepercayaan diri anak
  • Menstimulasi kematangan emosi dan resiliensi anak
  • Mengembangkan social skill anak
  • Mengembangkan problem solving skill anak

Too much control and the child will not have sufficient opportunity to explore, too little control and the child will become unmanageable and fail to learn the social skill” -Bee-

Children become irresponsible only when we fail to give them opportunities to take on responsibility.” – Rudolf Dreikurs & Margaret Goldman –

Sejak Kapan Ayah dan Bunda Bisa Melatih Kemandirian Anak?

Ayah dan Bunda, sebenarnya kita bisa melatih kemandirian anak sejak dini loh, dari hal-hal yang mudah dan sederhana dulu. Pastikan, kita memberikan aktivitas kemandirian yang sesuai dengan perkembangan si kecil yah.

Apa Sajakah Aktivitas Kemandirian untuk Anak pada Usia Dini?

Ayah Bunda, kemandirian tidak selalu hanya mengajarkan daily life skill saja, tapi kemandirian punya beberapa aspek yang harus diajarkan pada si kecil:

  1. Aspek fisik: Keterampilan di mana anak sudah dapat melakukan hal-hal sederhana dalam rangka merawat dirinya tanpa / dengan bantuan minimum orang lain. Pada anak-anak usia dini, Ayah dan Bunda bisa mulai mengajarkan dail/practical life skill, seperti makan, minum, sikat gigi, membereskan mainan sendiri.
  2. Aspek Emosi: Kemampuan anak untuk meregulasi emosinya. Pada anak-anak usia dini, Ayah dan Bunda bisa mulai mengajarkan dan mencontohkan cara mengatur emosi secara sehat pada si kecil. Jangan lupa, berikan dukungan saat anak kita mengalami emosi negatif ya, Ayah & Bunda
  3. Aspek Sosial: Kemampuan anak untuk bisa beradaptasi di kehidupan sosial. Sebagai contoh adalah sabar menunggu giliran, dapat bergantian ketika bermain, dan mampu berinteraksi dalam sosial. Pada anak-anak usia dini, Ayah dan Bunda bisa dukung stimulasi kemandirian sosial si kecil dengan:
    • Bermain bersama
    • Team activities (bermain bola, grup menari, grup musik, dll).
  4. Aspek Kognitif: Kemampuan anak untuk memiliki kompetensi sesuai usianya dan memecahkan masalah sehari-hari. Contoh aktivitas ini berupa:
    • Bermain bersama si kecil
    • Family trip (dengan protokol kesehatan)
    • Membaca buku/menonton film bersama (yang berisi banyak nilai positif) lalu mendiskusikan secara sederhana
    • Belajar sambil bermain

Apakah yang Dimaksud dengan Teknik ABCD dalam Melatih Kemandirian Anak?

Ayah dan Bunda, kemandirian adalah sebuah skill/keterampilan. Kemandirian tidak bisa dimiliki anak secara cepat. Melainkan, harus dilatih dan “dibiasakan” agar anak menjadi terampil. Berikut teknik “ABCD” dalam melatih kemandirian anak:

  1. Ajarkan

Orangtua perlu mengajarkan dan memberikan contoh bagaimana cara melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.

  1. Beri Kesempatan

Berikan kesempatan pada anak sesering mungkin untuk melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri. Berikan waktu juga ya parents, untuk si kecil menyelesaikan aktivitasnya secara mandiri tanpa tergesa-gesa.

  1. Ciptakan Rutinitas

Ciptakan rutinitas secara teratur pada anak dalam melakukan aktivitas sehari-harinya secara mandiri. Hal ini bisa membentuk kebiasaan mandiri sejak kecil pada anak.

  1. Dukung secara Emosional

Berikan apresiasi pada anak saat ia berhasil melakukan kemandirian. Dukungan secara positif saat anak belum berhasil melakukan kemandirian dengan baik dan berikan bantuan yang dibutuhkan anak (secukupnya).  Parents, jangan lupa juga untuk memberikan 5  Love Language anak (Gift, word affirmation, touch, act of service, & quality time) seperti yang pernah dibahas pada sesi sebelumnya.

Mengajarkan dan melatih aspek-aspek kemandirian pada anak memang tidak mudah, Ayah dan Bunda. Butuh kesabaran, konsistensi, dan interaksi positif antara Ayah, Bunda, dan si kecil. Jangan lupa, Ayah, Ibu dan seluruh caregiver yang terlibat dalam pengasuhan anak perlu “BAPER” (BAGI PERAN) untuk bisa melatih kemandirian anak dengan baik dan konsisten agar si kecil bisa mengembangkan kemandiriannya!

Sehat selalu ya Ayah dan Bunda.

Editor: Sita Rose Nandiasa, drg., M.Si

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Leave a Comment

Open chat
Selamat datang di Kejora Indonesia ada yang bisa kami bantu ?