Sinusitis

dr. Natasha Supartono, Sp.THT dr. Natasha Supartono, Sp.THT
dr. Natasha Supartono, Sp.THT
Dokter Spesialis Telinga-Hidung-Tenggorokan

Halo Keluarga Sehat Kejora!

Ayah dan Ibu pasti sering mendengar mengenai sinusitis. Sebenarnya, terdapat 2 istilah sebelumnya yaitu rinitis dan sinusitis. Rinitis artinya peradangan pada rongga hidung, sementara sinusitis merupakan peradangan pada sinus paranasal. Kedua hal tersebut umumnya terjadi bersamaan, sehingga saat ini terminologi yang digunakan adalah rinosinusitis. Artikel kali ini akan membahas mengenai apa yang terjadi sebenarnya pada rongga hidung dan sinus kita saat terjadi rinosinusitis dan apa saja yang harus dilakukan untuk mengatasinya.

Sebelum membahas mengenai rinosinusitis, Ayah dan Ibu Kejora harus tahu terlebih dahulu mengenai sinus paranasal. Sinus paranasal merupakan rongga-rongga yang terbentuk di dalam tulang wajah dan diberi nama sesuai dengan lokasinya, yaitu sinus maksila, sinus frontal, sinus ethmoid anterior, sinus ethmoid posterior, dan sinus sfenoid.

Berdasarkan gejala, European Position Paper on Rhinosinusitis and Nasal Polyps 2012 menyatakan bahwa terdapat kriteria gejala yang berbeda antara orang dewasa dan anak-anak. Rinosinusitis pada orang dewasa ditandai dengan adanya dua atau lebih gejala berikut, namun salah satu gejalanya harus berupa hidung tersumbat atau keluar ingus dari hidung atau pun ke belakang tenggorok (anterior/ posterior nasal discharge):

  1. nyeri tekan pada wajah
  2. gangguan penghidu (gangguan penciuman)

Rinosinusitis pada anak-anak ditandai dengan adanya dua atau lebih gejala berikut, namun salah satu gejalanya harus berupa hidung tersumbat atau keluar ingus dari hidung atau pun ke belakang tenggorok (anterior/ posterior nasal discharge):

  1. nyeri tekan pada wajah
  2. batuk

Berdasarkan lama gejalanya, rinosinusitis ini terbagi menjadi akut (< 12 minggu) dan kronis (≥12 minggu). Umumnya rinosinutis disebabkan oleh virus atau pun bakteri. Berdasarkan penyebabnya tersebut, akut rinosinusitis terbagi menjadi 3 macam:

  1. Rinosinusitis akut virus (common cold)
  • Apabila durasi kurang dari 10 hari
  1. Rinosinusitis aku post viral
  • Jika gejala meningkat setelah 5 hari atau gejala tidak membaik setelah 10 hari namun kurang dari 12 minggu
  1. Rinosinusitis bakteri
  • Apabila terdapat setidaknya 3 dari gejala berikut:
  • i. Ingus yang berubah warna (umumnya unilateral) atau sekret purulent dari hidung
  • ii. Nyeri lokal yang berat (umumnya unilateral)
  • iii. Demam (380C)
  • iv. Peningkatan LED/ CRP
  • v. “double sickening” (terdapat gejala yang memberat kembali setelah adanya perbaikan)

Tentunya Ayah dan Ibu ingin tahu apa yang harus dilakukan untuk mengatasi rinosinusitis tersebut. Tatalaksana rinosinusitis akut (kurang dari 5 hari) dapat diberikan obat nyeri (analgesic), irigasi/ cuci hidung dengan cairan fisiologis, serta pemberian dekongestan. Apabila gejala meningkat setelah 5 hari atau gejala tidak membaik setelah 10 hari namun kurang dari 12 minggu dapat ditambahkan dengan steroid topikal. Pemberian antibiotik dapat dipertimbangkan apabila terdapat gejala-gejala yang menandakan adanya infeksi bakteri.

Nah, apabila tidak terdapat perbaikan gejala dalam 2 minggu atau 48 jam setelah pemberian antibiotik, sebaiknya segera konsultasi ke dokter spesialis THT!

Sumber: European Position Paper on Rhinosinusitis and Nasal Polyps 2012

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Leave a Comment

Open chat
Selamat datang di Kejora Indonesia ada yang bisa kami bantu ?