Perlukah Mengonsumsi Makanan Organik?

dr. Juwalita Surapsari dr. Juwalita Surapsari
dr. Juwalita Surapsari, M.Gizi, Sp.GK
Dokter Spesialis Gizi Klinik

Hai, Keluarga Kejora!

Ketika si buah hati mulai memasuki masa pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI), biasanya Ayah dan Ibu akan memilih bahan-bahan makanan organik yang seringkali dianggap lebih baik daripada bahan makanan non-organik. Meskipun harganya relatif mahal, Ayah dan Ibu biasanya berusaha untuk menyiapkan anggaran tambahan demi yang terbaik untuk si buah hati. Tapi, apakah manfaatnya sebesar harga yang harus dibayar?

Kita pahami dulu pengertian makanan organik, yuk! Makanan organik adalah makanan yang ditanam dengan cara-cara khusus tanpa menggunakan pestisida, pupuk buatan, bahan-bahan lainnya seperti antibiotik atau hormon. Nah, bahan makanan organik ini harus memenuhi sejumlah persyaratan agar dapat memperoleh label organik dari lembaga sertifikasi resmi. Jadi tidak asal berlabel organik, tetapi harus dikeluarkan oleh lembaga sertifikasi yang terverifikasi.

Dengan label organik ini, apakah suatu makanan menjadi lebih baik dalam hal kandungan gizi maupun efeknya terhadap kesehatan? Sayangnya pada tahun 2010 dalam suatu tinjauan ilmiah oleh para peneliti yang dipublikasi di American Journal of Clinical Nutrition, tidak terbukti bahwa konsumsi makanan organik dapat memberikan manfaat kesehatan dari segi nutrisi. Pada tahun 2017 dilakukan tinjauan ilmiah kembali oleh beberapa peneliti dan didapatkan bahwa orang yang mengonsumsi makanan organik lebih sedikit terpapar pestisida, akan tetapi dampak dari paparan pestisida pada orang-orang yang mengonsumsi makanan non-organik (konvensional) juga tidak jelas pengaruhnya terhadap kesehatan. Selain itu, meskipun beberapa studi menunjukkan bahwa kandungan nutrisi pada makanan organik lebih baik daripada makanan non-organik, tapi perbedaan ini sangat kecil dan tidak bermakna pada populasi yang gizinya sudah baik. Oleh sebab itu, belum ada rekomendasi resmi bahwa makanan organik lebih baik dari makanan non-organik dan harus ditingkatkan konsumsinya.

Kita harus kembali lagi kepada Pedoman Gizi Seimbang untuk meningkatkan asupan sayur, buah, protein hewani dan nabati tanpa harus membedakan apakah produk tersebut organik atau tidak. Produk organik sudah pasti lebih mahal dari produk non-organik dan seringkali lebih terbatas untuk dijumpai, maka jangan sampai hal tersebut malah menghalangi Ayah dan Ibu untuk memberikan variasi makanan yang beragam untuk si buah hati. Hal yang paling penting adalah kita membeli bahan makanan di tempat yang terpercaya dan pilih bahan makanan yang masih segar sehingga kita bisa mendapatkan manfaat secara optimal.

Sumber:

Organic Food: Fact vs Perception. American Health Association. Last reviewed on 16 April 2018.

Dangour AD, Lock K, Hayter A, Aikenhead A, Allen E, et.al. Nutrition-related health effects of organic foods: a systematic review. American Journal of Clinical Nutrition 2010.

Brantsaeter AL, Ydersbond TA, Hoppin JA, et.al. Organic Food in the Diet: Exposure and Health Implications. Annual Reviews 2017

Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia tentang Pengawasan Pangan Olahan Organik. 2008.

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Leave a Comment

Open chat
Selamat datang di Kejora Indonesia ada yang bisa kami bantu ?