oleh dr. Natasha Supartono, Sp.THT
Dokter Spesialis Telinga-Hidung-Tenggorokan
Hai, Keluarga Kejora!
Apakah Ayah dan Ibu Kejora sudah pernah mendengar tentang Noise Induced Hearing Loss?
Noise Induced Hearing Loss (NIHL) adalah gangguan pendengaran yang disebabkan karena paparan bising yang berlebihan. Sebelum kita membahas lebih jauh mengenai gangguan tersebut, mari kita lihat dulu struktur telinga secara keseluruhan!
Telinga terdiri dari 3 bagian besar, yaitu telinga bagian luar, tengah dan dalam. Telinga bagian luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga. Gendang telinga membatasi telinga bagian luar dan tengah. Pada telinga bagian tengah terdapat tulang-tulang pendengaran yang berfungsi menghantarkan getaran bunyi yang diterima oleh gendang telinga. Pada telinga bagian dalam terdapat organ pendengaran yang disebut koklea yang terdiri dari sel-sel rambut yang berhubungan dengan saraf pendengaran yang akan berjalan membawa informasi bunyi yang diterima ke otak.
Gambar 1. Anatomi telinga
Terdapat 2 mekanisme utama yang terjadi pada NIHL, yaitu:
- Gangguan pendengaran karena trauma akustik akibat paparan bunyi yang sangat keras dapat merusak gendang telinga atau tulang-tulang pendengaran secara langsung, misalnya bising di daerah perang
- Gangguan pendengaran karena rusaknya struktur-struktur pada telinga bagian dalam, terutama sel rambut di dalam koklea serta saraf pendengaran. Sel rambut (stereocilia) pada koklea akan kehilangan rigiditas dan bentuknya akan melebar apabila terus menerus terpapar oleh intensitas bunyi yang tinggi.
Gambar2. Gambaran sel rambut yang normal dan sel rambut yang rusak akibat paparan bising
Noise Induced Hearing Loss ini tidak hanya terjadi pada orang dewasa, melainkan dapat juga terjadi pada anak-anak. Kejadian NIHL pada anak saat ini meningkat seiring dengan berkembangnya industri musik dan hiburan yang tersedia untuk anak-anak dan remaja. Banyak tempat-tempat dan perangkat hiburan yang menghasilkan bunyi yang tinggi.
Gejala-gejala yang dapat diwaspadai antara lain:
- Telinga berdenging setelah berada di tempat dengan musik yang bising
- Anak perlu mengeraskan volume saat sedang nonton TV untuk mendengar lebih jelas
- Anak tidak dapat memahami lawan bicara apabila terdapat bising di sekitar
- Anak perlu duduk di dekat guru di kelas untuk dapat mendengar lebih jelas
- Anak merasa lawan bicara atau orang di sekitar bicara terlalu cepat atau seperti bergumam
Berikut beberapa contoh intensitas bunyi yang dihasilkan oleh beberapa perangkat serta berapa lama telinga dapat terpapar oleh bunyi tersebut tanpa menggunakan alat pelindung telinga:
Desibel | Berapa lama telinga dapat terpapar tanpa alat pelindung | Contoh sumber bunyi |
130++ | Melebihi batas kemampuan telinga | Bom, pesawat jet lepas landas |
120 | Berbahaya ! | Klub dansa |
115 | Kurang dari 1 menit | Konser musik, arena olah raga |
109 | Kurang dari 2 menit | Klakson mobil, gergaji listrik |
106 | 3,75 menit | Pemutar CD/MP3 portabel (volume tinggi) |
100 | 15 menit | Pesta dansa sekolah, mesin pabrik |
97 | 30 menit | Mainan berbunyi, motor |
94 | 1 jam | Bor elektrik |
91 | 2 jam | Suara teriak, blender, traktor, mesin pemotong rumput |
85 | 8 jam | Vacuum cleaner |
55 | aman | Suara bicara normal |
Nah, sekarang keluarga Kejora sudah tahu ‘kan bahwa bunyi yang berlebihan ternyata tidak aman untuk telinga kita. Untuk menghindari kerusakan telinga akibat bunyi, maka kita perlu menghindari tempat-tempat yang kira-kira menghasilkan bunyi yang mengganggu atau menggunakan alat pelindung telinga saat mendengar bunyi yang keras.
Sumber:
- Harrison, Robert V. “Noise-induced hearing loss in children: A ‘less than silent’ environmental danger.” Paediatrics & child health vol. 13,5 (2008): 377-82. doi:10.1093/pch/13.5.377
- Harrison, Robert V. “The prevention of noise induced hearing loss in children.” International journal of pediatrics vol. 2012 (2012): 473541. doi:10.1155/2012/473541
Editor: drg. Rizki Amalia