Mengenal Cerebral Palsy

dr. Aldo Fransiskus Marsetio, Sp.OT dr. Aldo Fransiskus Marsetio, Sp.OT
dr. Aldo Fransiskus Marsetio, SpOT, BMedSc
Dokter Spesialis Orthopedi

Salam sehat, Ayah dan Ibu Kejora! Dua tahun pertama anak adalah masa perkembangan yang pesat dan krusial. Gangguan perkembangan yang terjadi pada periode tersebut dapat berdampak besar pada masa depannya. Pada anak yang mengalami keterbatasan permanen dalam hal pergerakan dan postur, Ayah dan Ibu perlu memeriksakannya ke dokter untuk diteliti karena ada kemungkinan ia menderita cerebral palsy, atau yang sering disingkat sebagai CP. Saat ini CP merupakan salah satu penyebab disabilitas yang paling sering ditemukan pada anak-anak di dunia.

Selain disebabkan oleh kelainan genetik, infeksi saat kehamilan dan persalinan (walau jarang sekali), CP juga seringkali disebabkan oleh gangguan perkembangan pada usia 2 tahun pertama atau kerusakan pada area tertentu di organ otak sang anak, misalnya karena benturan kepala atau infeksi otak. Bentuk permasalahan disabilitas yang biasa dialami oleh anak dengan CP antara lain:

    • Kesulitan untuk mobilisasi
    • Kelemahan tangan/kaki
    • Kekakuan anggota badan tertentu
    • Koordinasi gerak yang buruk
    • Sulit untuk mengontrol gerakan
    • Mudah gemetar
    • Refleks yang lambat
    • Keseimbangan yang buruk.

Anggota badan yang paling sering terkena adalah area panggul, tulang belakang, dan tungkai bawah. Penyakit CP dapat diklasifikasikan berdasarkan:

    1. Bagian tubuh yang terkena (quadriplegi, hemiplegi, diplegi, atau monoplegia), atau
    2. Gangguan pola gerakan tubuh yang diderita (spastik, hipotoni, atetosis atau ataksik).

Gangguan lain yang mungkin dapat diderita juga oleh anak dengan CP antara lain:

    • Gangguan dalam berbicara, pendengaran, dan penglihatan
    • Epilepsi
    • Kesulitan belajar, makan dan menelan
    • Penyakit yang berhubungan dengan saluran cerna, infeksi paru berulang, kesulitan mengontrol air liur, penyakit tulang otot dan sendi
    • Masalah tingkah laku
    • Tingkat kecerdasan (walau dapat sangat bervariasi mulai dari sangat buruk hingga normal).

Mendiagnosis CP terutama pada usia sebelum 12 bulan adalah hal yang tidak mudah dan membutuhkan waktu yang cukup lama. Anak dengan kecacatan motorik permanen hingga usia 5 tahun dapat dicurigai memiliki CP. Kerusakan otak pada CP tidak bersifat progresif atau tidak memburuk seiring dengan usia. Artinya, ketidakmampuan sang anak untuk mengontrol gerakan tubuhnya akan tetap sama sepanjang hidupnya. Akan tetapi, permasalahan tumbuh kembang akan muncul seiring dengan pertumbuhan tulang dan otot.

Merawat Anak Dengan CP

Sampai sekarang belum ada terapi yang dapat menyembuhkan CP. Program penanganan CP pun bersifat personal alias berbeda untuk setiap penderita. Penanganan penyakit CP berfokus pada permasalahan mobilitas, kualitas hidup, dan pengontrolan otot. Deteksi awal dan penanganannya penting untuk hasil terapi yang lebih baik dan membantu sang anak mencapai potensi terbaiknya.

Merawat anak dengan CP memiliki tantangannya tersendiri. Sebagai orang tua atau keluarga dari anak yang memiliki CP, pemahaman mengenai penyakitnya serta dukungan sangatlah penting. Terapi berupa kolaborasi tim antara pasien, keluarga, dan petugas kesehatan yang terdiri mulai dari dokter, fisioterapis, terapi okupasi, terapi wicara, perawat, ahli nutrisi hingga guru khusus.

Kesulitan yang biasa dihadapi dalam merawat anak dengan CP adalah dalam hal kekakuan atau kelemahan otot, nyeri, tidur, makan, menelan, dan nutrisi. Terapi modern berupa terapi oksigen hiperbarik atau terapi sel punca juga dapat menjadi pilihan, walaupun terapi-terapi tersebut masih dalam tahap evaluasi.

Program perawatan anak yang diusung oleh Rosenbaum dan Gorter mengedepankan 6 tujuan utama dalam merawat anak dengan CP:

    • Function: membantu anak dapat melakukan kegiatan sehari-hari dengan baik, misalnya dengan menyediakan alat bantu gerak.
    • Family: keluarga memiliki peran penting dalam memberikan dukungan dan bantuan.
    • Fitness: sang anak harus tetap sehat dan aktif dengan segala keterbatasannya.
    • Fun: membuat masa kanak-kanak tetap menyenangkan.
    • Friends: pergaulan sosial tetaplah penting untuk menstimulasi perkembangan anak.
    • Future: mempersiapkan masa depan yang baik dengan merancang target dan harapan.

Ayah dan Ibu, penanganan sedini mungkin yang tepat dan melibatkan tim suportif dari berbagai pihak dapat memberikan kesempatan yang baik bagi sang anak untuk dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Carilah komunitas, baik online atau offline, dimana Ayah dan Ibu dapat bertukar informasi dan juga mendapatkan dukungan yang positif. Ayah dan Ibu yang positif akan memberikan energi positif juga pada anak. Yuk, Ayah dan Ibu, kenali cerebral palsy dan Bersama-sama kita bantu orang-orang yang kita sayangi.

Sumber:
Graham D, Paget SP, Wimalasundera N. Current thinking in the health care management of children with cerebral palsy. Med J Aust. 2019 Feb;210(3):129-135. doi: 10.5694/mja2.12106. Epub 2019 Feb 10.

 

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Leave a Comment

Open chat
Selamat datang di Kejora Indonesia ada yang bisa kami bantu ?