Mengatasi Skabies/kudis Pada Anak

dr. Anesia Tania, SpKK
Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin

Salam sehat keularga sehat Kejora!
Pada pertemuan kali ini kita akan membahas salah satu kelainan kulit yang sering terjadi pada anak yaitu Skabies atau yang lebih dikenal dengan Kudis. Seringkali, ketika anak pulang dari asrama atau acara menginap beramai-ramai, dan beberapa hari kemudian mengeluhkan gatal dan bintil – bintil di kulit, terutama area lipatan, kemungkinan anak tertular infeksi scabies atau kudis.

Kudis atau dikenal juga dengan nama skabies (scabies) adalah penyakit kulit yang disebabkan tungau bernama Sarcoptes scabiei. Serangga ini berukuran sangat kecil sehingga tidak terlihat dengan mata telanjang.

Dari permukaan kulit, tungau masuk ke lapisan dalam kulit untuk bertelur, hidup, dan makan. Kondisi ini bisa menyebabkan kulit terasa sangat gatal di area yang terinfeksi sebagai reaksi alergi.

Kudis atau skabies biasanya ditandai dengan bintil-bintil gatal yang tidak sembuh, menyerang anggota keluarga/teman serumah, dan rasa gatal terutama meningkat di malam hari.

Bagaimana cara skabies menular?

Skabies menular melalui kontak kulit yang lama dengan penderita skabies. Terkadang skabies juga bisa menular melalui kontak dengan barang seperti baju, sprei dan handuk yang sebelumnya dipakai penderita skabies dan terinfestasi kutu. Skabies dapat menyebar dengan cepat melalui kontak fisik yang dekat dalam keluarga, play group anak, kelas sekolah, panti jompo, asrama, pesantren atau penjara.

Bagaimana mengetahui apakah anak mengalami skabies?

Tanda yang khas dari skabies adalah gatal di malam hari, anggota keluarga/serumah mengalami keluhan yang sama, terdapat terowongan di kulit yang dibentuk oleh kutu skabies dan ditemukannya kutu skabies di kulit. Bisa ditemukan bintil-bintil dan luka pada area lipat jari, ketiak, pantat, lipat siku dan lutut, serta area sekitar pusar. Apabila luka garukan terinfeksi, bisa muncul nanah, demam dan pembesaran kelenjar, yang menandakan sudah terjadi infeksi sekunder.

Dokter spesialis kulit biasanya bisa mendiagnosis dengan tepat dan menyingkirkan kemungkinan penyakit lain dengan pemeriksaan yang nyaman dan tidak invasif seperti dermoskopi (menggunakan alat pembesar khusus untuk menemukan kutu) atau pewarnaan kerokan kulit untuk menemukan kutu skabies

Bagaimana mengobati scabies dan mecegahnya?

Hal yang harus segera dilakukan jika ditemukan gejala adalah berobat ke tenaga kesehatan terdekat untuk mendapat penanganan. Jika ada anggota keluarga yang terkena, kurangi kontak fisik dengan pasien seperti tidur bersama, pemakaian handuk bersama dan lain sebagainya. Seprai, handuk dan selimut penderita skabies dan orang rumah sebaiknya dicuci di air panas, dijemur dan disetrika.

Terdapat beberapa jenis krim atau obat oles yang dapat diresepkan oleh dokter, bergantung pada kondisi dan usia anak.

  1. Salep/Krim belerang. Penggunaannya tidak boleh kurang dari 3 hari karena tidak efektif terhadap stadium telur. Obat ini dapat digunakan pada pasien bayi berumur kurang dari 2 tahun.
  2. Emulsi benzyl-benzoas 20-25%. Obat ini digunakan selama 3 hari setiap malam hari. Kekurangan obat ini adalah menyebabkan iritasi, sulit diperoleh, dan pada beberapa orang menyebabkan gatal setelah dipakai.
  3. Gama Benzena Heksa Klorida (gemeksan=gammexane) 1% dengan sediaan krim atau losio. Obat ini diberikan cukup sekali, jika masih ditemukan gejala maka diulangi satu minggu kemudian. Kelebihan obat ini adalah efektif untuk semua stadium, mudah digunakan, dan jarang menimbulkan iritasi. Kontraindikasi penggunaanya adalah ibu hamil dan anak di bawah 6 tahun karena bersifat toksik terhaap susunan saraf pusat.
  4. Krim/losio krotamiton 10% mempunyai efek sebagai antiskabies dan antigatal. Pemberiannya harus dijauhkan dari mata, mulut, dan uretra
  5. Krim permetrin 5%. Jika dibandingkan dengan gameksan, permetrin lebih aman dan efektifitasnya sama. Pemberian dilakukan cukup sekali dan dihapus dalam 10 jam. Bila belum sembuh maka diulangi setelah seminggu kemudian. Kontraindikasi pemberian permetrin adalah pada bayi dibawah usia 2 bulan.

Idealnya, pengobatan dilakukan kepada seluruh anggota keluarga atau orang yang tinggal serumah, secara bersamaan, baik dengan ataupun tanpa gejala. Hal ini dapat mencegah penularan ulang

Rujukan

  1. Gilson RL, Crane JS. Scabies (Sarcoptes Scabiei) [Updated 2019 Dec 13]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK544306/
  2. A Banerji; Canadian Paediatric Society, First Nations, Inuit and Métis Health Committee. Scabies. Paediatr Child Health 2015;20(7):395-402.
  3. Golant AK, Levitt JO. Scabies: a review of diagnosis and management based on mite biology. Pediatr Rev. 2012 Jan;33(1):e1-e12. doi: 10.1542/pir.33-1-e1.
Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Leave a Comment

Open chat
Selamat datang di Kejora Indonesia ada yang bisa kami bantu ?