LOW BACK PAIN (LBP) / NYERI PINGGANG BAWAH

dr. Selly Christina Anggoro, Sp.KFR
Dokter Spesialis Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi

Haloo Keluarga Kejora.. Semoga sehat selalu..

Keluarga Kejora, apakah Anda pernah merasakan nyeri di pinggang bagian bawah? Jika Anda memiliki keluhan nyeri pinggang bawah (LBP), Anda tidak sendirian. Hampir 80% orang dewasa mengalami LBP pada masa tertentu semasa kehidupannya. Hal ini menyebabkan gangguan dalam pekerjaan dan peranan kita sehari-hari.

Nah..mari kita bahas lebih lanjut.

 

Seperti apakah LBP itu?

Pria dan wanita mengalami angka kejadian LBP yang hampir sama, bervariasi dari nyeri tumpul, konstan hingga nyeri yang mendadak serta nyeri tajam yang sangat mengganggu. Nyeri dapat timbul tiba-tiba akibat kecelakaan atau mengangkat sesuatu yang berat, atau bertambah secara bertahap sesuai dengan perubahan degeneratif pada tulang belakang akibat bertambahnya usia. Pola hidup sedentari (tidak banyak gerak) juga dapat mencetuskan LBP, akibat beban berlebih pada tulang belakang.

 

Berdasarkan durasinya LBP dapat terjadi secara akut apabila terjadi kurang dari 4 minggu, subakut, hingga kronis yaitu terjadi lebih dari 3 bulan. Pada umumnya sebagian nyeri dapat sembuh sendiri tanpa menyebabkan gangguan fungsi sehari-hari. Namun, ada juga kasus LBP yang berat dan dapat mengganggu aktivitas harian sehingga membutuhkan penanganan yang lebih serius.

 

Apakah penyebab terjadinya LBP?

Penyebab LBP dapat dibedakan menjadi mekanikal, nonmekanikal, dan nyeri pinggang rujukan. Masalah mekanik atau muskuloskeletal merupakan penyebab 90% kasus, dimana 75% nya tidak memiliki penyebab spesifik melainkan akibat terjadinya otot terkilir atau cedera pada ligamen. Penyebab nyeri pinggang mekanik lainnya adalah degenerasi pada sendi, diskus atau cakram tulang belakang akibat proses penuaan, serta herniasi atau robekan diskus yang biasa dikenal sebagai saraf terjepit (herniated nucleous pulposus).

Penyebab nonmekanik antara lain adanya tumor, radang sendi atau infeksi pada struktur sekitar tulang belakang. Sedangkan nyeri pinggang rujukan dapat diakibatkan oleh penyakit pada organ dalam tubuh, seperti kantong empedu, batu ginjal, infeksi ginjal, aneurisma aorta, dll. Tidak jarang, nyeri pinggang dapat pula disebabkan oleh masalah sistemik ataupun psikologis, seperti fibromyalgia dan penyakit somatik.

Adanya kondisi darurat (red flags) pada kasus LBP pada Tabel 1 di bawah ini dapat mengindikasikan keadaan darurat yang harus segera mendapatkan pertolongan medis. Pada kondisi yang tertera di Tabel 1, umumnya akan dilakukan pemeriksaan penunjang medis lain seperti halnya pemeriksaan radiologis pencitraan (MRI atau CT) ataupun pemeriksaan neurologis sesuai kebutuhan.

 

Tabel 1. Kondisi darurat kasus LBP

Riwayat Gejala pada pemeriksaan fisis
Kanker Gangguan sensasi pada area panggul
Berat badan turun Hilangnya kontrol BAB
Penggunaan steroid Kelemahan otot pada anggota gerak bawah
Infeksi saluran kemih Demam
Nyeri tidak berkurang dengan istirahat Nyeri tulang belakang
Demam Gangguan lingkup gerak tulang belakang
Riwayat trauma (jatuh, angkat beban berat) Gangguan neurologis menetap lebih dari 1 bulan
BAK dan BAB tidak tertahan atau tidak lancar

 

 

Bagaimanakah pengobatan LBP?

Pengobatan LBP bergantung pada penyebabnya. Secara umum pembedahan direkomendasikan hanya bila terdapat bukti perburukan kerusakan saraf atau bila diperlukan koreksi struktural pada tulang belakang. Terapi konvensional yang paling sering digunakan pada kasus LBP adalah penggunaan Hot atau cold packs, imobilisasi atau mengistirahatkan area sekitar tulang belakang untuk sementara, disertai dengan terapi latihan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi nyeri. Latihan peregangan dan tetap aktif dalam melakukan aktivitas harian normal dengan mengurangi posisi atau gerakan yang mencetuskan nyeri dapat dimulai sedini mungkin.

Bukti penelitian menunjukkan bahwa mereka yang tetap melanjutkan aktivitas rutin tanpa bed rest berkepanjangan pada kasus LBP nampaknya memiliki fleksibilitas tulang belakang yang lebih baik dibandingkan yang melakukan bed rest selama satu minggu. Studi lain membuktikan bahwa bed rest saja bahkan dapat memperberat kondisi nyeri tulang belakang dan menyebabkan munculnya komplikasi sekunder seperti depresi, berkurangnya tonus otot, dan penggumpalan darah pada tungkai.  Latihan penguatan otot utama di sekitar tulang belakang sangat penting dan efektif untuk mempercepat pemulihan pada kasus LBP. Demikian pula halnya latihan koordinasi dan fleksibilitas, perbaikan postur serta keseimbangan otot.

Penggunaan obat pengurang nyeri over the counter (OTC) terkadang berbahaya karena tingkat keamanan obat serta interaksi dan efek samping obat yang membutuhkan pertimbangan medis lebih lanjut. Obat anti-inflamasi nonsteroid, opioid, antikonvulsan, antidepresan atau obat anti nyeri topikal dapat diresepkan sesuai kebutuhan pasien. Penggunaan modalitas terapi seperti diatermi, traksi, biofeedback,Transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS), akupunktur serta injeksi dan blok saraf dapat pula dipertimbangkan pada kondisi LBP yang menetap dan lebih serius.

 

Editor : drg. Sita Rose Nandiasa

Referensi:

  1. Bratton, Robert L. Assessment and Management of Acute Low Back Pain. Diunduh dari: https://www.aafp.org/afp/1999/1115/p2299.html
  2. National Institute of Neurological and Stroke. Low Back Pain Fact Sheet. Diunduh dari: https://www.ninds.nih.gov/DISORDERS/PATIENT-CAREGIVER-EDUCATION/FACT-SHEETS/LOW-BACK-PAIN-FACT-SHEET
  3. Manusov EG (September 2012). “Evaluation and diagnosis of low back pain”. Care. 39 (3): 471–9. doi:10.1016/j.pop.2012.06.003
Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Leave a Comment

Open chat
Selamat datang di Kejora Indonesia ada yang bisa kami bantu ?