Aktif Bergerak Bersama Anak di Masa Pandemi

dr. Selly Christina Anggoro, SpKFR
Dokter Spesialis Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi

Masa kanak-kanak dan remaja merupakan periode kritis dalam membentuk keterampilan motorik, sensorik serta membangun fondasi yang kuat untuk kesehatan fisik dan mental. Pada masa ini, terjadi perkembangan fisik dan kognitif yang pesat dimana kebiasaan anak terbentuk, berubah, dan terus beradaptasi. Aktivitas fisik yang rutin akan meningkatkan kesehatan dan kebugaran. Durasi kondisi fisik yang aktif dan non-aktif (tidur, sedentary) yang seimbang dan teratur dapat menjamin baiknya kualitas kesehatan fisik dan mental.

Selama pandemi Covid-19, sesuai anjuran Pemerintah, dilakukan physical distancing (dikenal juga sebagai social distancing atau safe spacing) untuk mencegah penyebaran penyakit di komunitas. Dengan adanya physical distancing ini berarti anak harus membatasi kontak dengan orang lain, termasuk tidak bersekolah, diadakannya kelas virtual atau pekerjaan rumah (PR). Olahraga atau bermain outdoor juga harus dibatasi, interaksi sosial hanya bisa dilakukan secara virtual, baik melalui telepon seluler, komputer, atau video games.

Tantangan bagi orangtua adalah untuk menjaga anak tetap aktif dan sehat, agar daya tahan tubuh baik dan tahan terhadap penyakit. Perilaku hidup sehat juga penting untuk mengurangi risiko depresi dan kecemasan yang dapat timbul akibat isolasi diri di rumah.

 

Mengapa anak tetap harus aktif bermain di masa Pandemi Covid-19 ini?

Pentingnya anak tetap melakukan aktivitas fisik dan bermain pada masa pandemi ini adalah sbb:

  • Membantu melalui proses “new normal” selama masa yang penuh ketidakpastian.
  • Bermain penting untuk membantu anak menjalani proses respon emosi terhadap tantangan dan stress.
  • Aktivitas fisik outdoor dapat menumbuhkan rasa percaya diri anak dalam mengontrol keinginan dan kemampuan, serta membangun keterampilan fisik dan emosi.
  • Bermain dan aktivitas fisik dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih “sehat” dibandingkan dengan hanya sedentary screen time. Selain itu memperbaiki kualitas tidur akibat keluarnya energi yang optimal selama anak aktif bermain.

 

Bagaimanakah rekomendasi aktivitas fisik menurut WHO?        

WHO merekomendasikan durasi waktu yang dibutuhkan oleh anak-anak dalam melakukan aktivitas fisik bagi anak usia kurang dari 1 tahun adalah 30 menit. Untuk anak berusia 1-5 tahun adalah selama 180 menit (3 jam). Sedangkan untuk anak usia 6-17 tahun sebanyak 60 menit.

Berikut ini adalah manfaat aktivitas fisik bagi anak secara umum menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO):

  • Membangun jaringan muskuloskeletal (tulang, otot, dan sendi) yang sehat.
  • Membangun sistem kardiovaskuler (jantung, paru) yang sehat.
  • Meningkatkan keseimbangan, koordinasi, dan kontrol gerak saraf dan otot (neuromuskuler).
  • Menjaga berat badan yang optimal.
  • Meningkatkan fungsi kognitif dari otak.
  • Efek psikologis: mengontrol gejala kecemasan dan depresi (fun and happy).
  • Perkembangan sosial (membangun percaya diri, kemampuan ekspresi diri, interaksi sosial, dan integrasi).

 

(Gambar Rekomendasi WHO)

 

 

 

Apakah ada latihan fisik tertentu untuk anak?

Tubuh anak terdiri dari ratusan tulang dan otot yang diatur oleh begitu banyak saraf dan dikontrol oleh otak. Otak berfungsi sebagai programmer dari gerakan-gerakan tersebut. Dalam buku Physical Activity Guidelines for Americans, dikatakan bahwa jenis aktivitas fisik pada anak dapat berupa latihan aerobik, latihan penguatan otot dan tulang, latihan fleksibilitas, serta latihan keseimbangan yang akan banyak melatih otot-otot besar demi meningkatkan keterampilan motorik kasar anak.

Latihan aerobik disebut juga aktivitas daya tahan atau kardio. Menggunakan otot-otot besar tubuh yang bergerak dalam gerakan ritmis dalam suatu periode waktu tertentu. Contoh aktivitas pada anak misalnya berjalan, berlari, lompat tali, bersepeda, berbaris atau berjalan di tempat, dan berenang. Aktivitas bermain pura-pura, seperti mencari harta karun, latihan halang rintang dengan barang-barang yang ada di dalam rumah, serta membersihkan mainan dengan menggunakan balon panjang yang diletakkan di depan wajah sehingga menyerupai seekor gajah juga dapat dijadikan contoh untuk jenis latihan ini.

Latihan penguatan otot dan tulang mencakup latihan resistensi (tahanan) dan weight lifting (angkat beban). Pada latihan ini, otot tubuh bekerja atau menahan beban dengan melawan suatu gaya atau berat tertentu. Dapat dilakukan dengan mengangkat benda (barbel, dll) selama beberapa kali pengulangan untuk grup otot tertentu atau dengan menggunakan tali elastis khusus. Selain itu dapat pula dengan cara menahan berat badan sendiri, seperti halnya berlari, naik turun tangga, memanjat pohon, push-up, jongkok bangun (squatting), dan jumping jacks.

Latihan fleksibilitas seperti halnya stretching atau latihan kelenturan dapat meningkatkan kemampuan sendi dalam bergerak melalui lingkup gerak sendi yang penuh. Pada anak-anak umumnya tingkat kelenturan sendi masih cukup baik, namun demikian dengan jenis latihan ini, akan semakin meningkatkan elastisitas jaringan tubuh dan performa anak dalam melakukan aktivitas. Bermain yoga dengan berbagai pose binatang, seperti halnya kupu-kupu, macan, sapi, ular, dan lain-lain dapat menjadi alternative untuk jenis latihan ini.

Latihan keseimbangan dapat memperbaiki kemampuan menahan gaya yang berada di dalam ataupun di luar tubuh, sehingga tidak terjatuh saat diam ataupun bergerak. Contoh aktivitas ini misalnya berjalan mundur, berdiri pada satu kaki, lompat kelinci, berdiri dengan menggunakan wobble board atau papan titian yang dibuat sendiri dari barang di sekitar rumah. Latihan penguatan pada otot punggung, perut dan kaki juga dapat memperbaiki keseimbangan, karena selain berfokus pada penguatan otot juga membantu meningkatkan kerja organ proprioseptif pada tubuh anak.

 

Jadi, cukup banyak kan jenis aktivitas fisik anak yang tetap dapat dilakukan di rumah meskipun pada masa pandemi ini? Artinya berada di rumah, bukan berarti kita harus membatasi gerak anak, namun kita sebagai orangtua tetap harus memberikan kesempatan anak untuk berpartisipasi dalam aktivitas fisik “bermain“ yang bervariasi, aman, dan menyenangkan sesuai dengan usianya.

Stay safe and healthy!!

 

Editor              : drg. Sita Rose Nandiasa

 

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Leave a Comment

Open chat
Selamat datang di Kejora Indonesia ada yang bisa kami bantu ?