Perlindungan terhadap Matahari pada Anak

dr. Anesia Tania, SpKK
Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin

 

Penyebab utama kanker kulit adalah pajanan terhadap sinar matahari yang berlebihan tanpa perlindungan. Sunburn atau terbakar matahari merupakan salah satu faktor risiko terjadinya kanker kulit, terutama melanoma dan karsinoma sel skuamosa.  Akhir- akhir ini jumlah kasus kanker kulit di usia kurang dari 30 tahun mulai meningkat, 80% dari total pajanan matahari seseorang terjadi sebelum usia 18 tahun. Sebagian besar anak dan dewasa muda masih belum terbiasa menggunakan perlindungan terhadap matahari sehingga memperbesar risiko untuk mengalami flek, tumor jinak dan kanker kulit di kemudian hari.  Dibandingkan dengan kulit orang dewasa, kulit bayi dan anak lebih tipis, lebih sedikit kandungan melaninnya, dan daya tahannya belum sempurna. Hal ini menyebabkan sinar matahari bisa menembus kulit lebih dalam dan memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami banyak kerusakan dan dapat meningkatkan risiko kanker kulit di kemudian hari.

Cara untuk melindungi kulit pada anak yang direkomendasikan American Academy of Pediatrics (AAP) sebagai berikut:

  • Dibawah 6 bulan : Hindari sinar matahari langsung
  • Diatas 6 bulan : Pakai baju atau topi yang melindungi dari sinar matahari langsung dan gunakan sunscreen pada kulit yang tidak tertutup pakaian. Gunakan sunscreen broad-spectrum, water-resistant sunscreen minimal SPF 30

Beberapa hal lain yang harus diperhatikan:

  • Hindari sinar matahari di siang hari atau berkativitas di tempat yang teduh seperti di bawah pohon, payung atau tenda
  • Pakaian yang melindungi. Kaus tangan panjang dan celana/rok panjang memberikan proteksi yang baik. Warna gelap lebih baik dari warna terang. Dan, beberapa baju khusus seperti baju renang/menyelam memiliki informasi mengenai SPFnya.
  • Pilih topi/pelindung kepala yang menutupi wajah, kepala, telinga dan leher. Topi baseball tidak menutupi area tersebut. Gunakan sunscreen pada area yang tidak tertutup.
  • Kacamata hitam. Melindungi mata dari sinar matahari, dapat mengurangi risiko katarak di kemudian hari. Gunakan kacamata yang nyaman dan melindungi hampir 100% UVA and UVB (ada tulisan SPFnya)

Tanda terpajan sinar matahari berlebihan antara lain wajah kemerahan, gatal, perih, terkelupas. Kulit yang tidak dilindung bisa mengalami kerusakan dalam 15 menit pajanan langsung matahari. Namun efek pajanan tersebut bisa baru terlihat 12 jam kemudian. Hindari pajanan matahari yang lebih lama ketika kulit anak sudah mulai kemerahan atau berubah warna. Sebagian besar orang Indonesia memiliki kulit tipe IV-V yang tidak mudah terbakar, namun mudah berubah warna menjadi lebih cokelat atau tanning.  Perubahan warna kulit merupakan tanda bahwa sudah terjadi kerusakan di kulit karena sinar matahari.

Sebelum memilh sunscreen, ketahui dulu istilah yang bisa ditemukan pada kemasan sunscreen di pasaran.

  • UVA dan UVB

Sinar matahari atau sinar ultraviolet (UV) terdiri dari UVA, UVB dan UVC. UVC tidak menembus atmosfer, sehingga hanya UVA dan UVB yang dapat merusak kulit. Sebagian besar sunscreen melindungi dari UVB, namun sebaiknya pilih sunscreen yang melindungi dari UVB dan UVA.

  • Sunscreen kimia dan fisika

Sunscreen fisik mengandung komponen inorganik yang bekerja dengan memantulkan atau menyebarkan sinar UV secara fisik. Contoh bahan sunscreen fisik adalah zinc oxide dan titanium oxide. Sunscreen fisik biasanya berwarna putih kapur dan terlihat keabuan ketika dioleskan. Sunscreen kimia bekerja dengan menyerap sinar UV secara kimia. Banyak dipakai dalam produk kosmetik karena tidak meninggalkan sisa warna putih di kulit.

  • SPF

SPF merupakan ukuran dari proteksi terhadap UVB. SPF merupakan rasio jumlah sinar UVB yang diperlukan untuk membuat kulit yang diproteksi menjadi merah dibandingkan kulit yang tidak diproteksi dalam waktu tertentu. Contoh: Bila kulit kita ‘terbakar’ setelah 5 menit pajanan matahari, maka bila kita memakai tabir surya SPF 30, kulit kita akan terlindungi selama 30x5menit : 150 menit. Tapi bukan berarti makin tinggi SPF boleh berlama-lama dalam pajanan matahari. Sunscreen tidak bisa melindungi lebih dari 2-3 jam tanpa pemakaian ulang.

  • PA

PA (Protection Grade of UVA) merupakan perlindungan terhadap UVA, biasanya tercantum di sunscreen produksi negara Asia. UVA tidak membuat kulit terbakar, namun mebuat penuaan kulit dan kerusakan yang menetap di kulit. PA ++ sampai +++ memberikan perlindungan tinggi dan sedang terhadap UVA, namun tidak berhubungan dengan waktu pajanan seperti pada SPF.

Kesimpulannya, pilihlah sunscreen broad spectrum (perlindungan UVA dan UVB), minimal SPF 30, water resistant (40-80 menit), teregistrasi POM/FDA.

Cara mengaplikasikan sunscreen:

  • Gunakan dalam jumlah yang cukup banyak (ikuti petunjuk di kemasan sunscreen)
  • Oleskan di area yang tidak terutup pakaian, termasuk hidung, telinga, punggung tangan dan kaki
  • Gunakan 15-30 menit sebelum terpapar matahari
  • Pakai setiap 2-3 jam, lebih sering bila berenang atau berkeringat (beberapa sunscreen water resistant selama waktu tertentu)
  • Gunakan walaupun cuaca mendung
  • Gunakan pada setiap aktivitas di luar ruangan, bukan hanya saat tertentu seperti di pantai atau gunung
  • Tiap sunscreen berbeda dan reaksi alergi selalu ada. Sebelum memakai sunscreen pertama kali, oleskan sedikit di punggung tangan atau leher dan pantau selama 24 jam apakah ada reaksi merah atau gatal.

Beberapa mitos seputar sunscreen:

  • Sunscreen bahaya untuk anak

Bahan aktif sunscreen biasanya sudah diuji berulang kali untuk menilai keamanannya dan melihat kemungkinan sensitisasi, iritasi, fototoksisitas dan karsinogenik. Sunscreen dengan merk yang sudah diakui badan POM dan FDA relatif aman, namun kemungkinan iritasi dan alergi seringkali tidak bisa dihindarkan dan berbeda tiap individu. Sunscreen kimia dapat diserap dalam jumlah sedikit oleh kulit. Sunscreen fisik tidak bisa diserap, misal titanium oksida, sehingga potensi gangguan sistemik hampir tidak ada.

  • Defisiensi vitamin D

Beberapa orang menganggap sunscreen bisa mempengaruhi kemampuan tubuh mengkonversi vitamin D, sehingga menyebabkan kekurangan vitamin D. Namun, beberapa penelitian terkahir membuktikan bahwa pemakaian sunscreen tidak mempengaruhi kadar vitamin D seseorang.

Edited by dr. Kristina Joy Herlambang, M.Gizi, Sp.GK

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Leave a Comment

Open chat
Selamat datang di Kejora Indonesia ada yang bisa kami bantu ?